Guru Berani Menginspirasi
“Mengembangkan
Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah”
Pendidikan nasional
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang No.20,
2003). Sekolah merupakan salah satu tempat dimana seseorang dapat
memanfaatkannya untuk mencari atau tempat menuntut ilmu pengetahuan baik secara
teoritis maupun praktis. Di sekolah guru memberikan pendidikan dan pembelajaran
kepada siswa atau peserta didiknya.
Dalam proses pendidikan dikenal dua kegiatan yang cukup
mendasar, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
kurikuler merupakan kegiatan pokok pendidikan yang di dalamnya terjadi proses
belajar mengajar antara peserta didik dan pendidik untuk mendalami
materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan
kemampuan yang hendak diperoleh peserta didik. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek
tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan,
termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu
pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan
hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya. Hal ini sesuai peraturan Menteri pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2014 pasal 1, tentang Kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik
diluar jam belajar intra kurikuler dan kegiatan kokurikuler dibawah bimbingan
dan pengawasan satuan pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler ada pada setiap
jenjang pendidikan dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan
agar peserta didik dapat mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuannya diberbagai bidang
diluar bidang akademik.
SMK Negeri 1 Cempaga
merupakan sekolah tempat saya bekerja. Sekolah ini berada di wilayah pinggiran
kota Sampit. Sekolah ini tidak kalah dengan sekolah lainnya yang ada di kota. Beragam
jenis kegiatan yang ada disekolah kami, yaitu Bola Voli, Futsal, Gelar Prestasi
PAI, Pramuka, Palang Merah Remaja, Sepak Bola dan Seni tari dan Musik Daerah.
Akan tetapi minat peserta didik pada beragam jenis kegiatan tersebut sangat
rendah. Padahal mereka tidak dipungut
biaya apapun untuk mengikuti kegiatan sesuai minat mereka dan sekolah memberi
kebebasan untuk memilih minimal dua kegiatan pada masing-masing peserta didik. Ekstrakurikuler
disekolah merupakan sebuah kegiatan yang
sangat penting dan memiliki banyak manfaat bagi peserta didik. Manfaatnya
adalah meningkatkan prestasi belajar peserta didik, mengembangkan kreatifitas
dan membangun karakter Peserta didik. Selain itu juga akan memiliki wadah untuk
menyalurkan bakat dan hobinya, sehingga memiliki waktu yang sedikit untuk
melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi mereka.
Kegiatan
ekstrakurikuler (eskul) yang saya kembangkan adalah Palang Merah Remaja (PMR).
Kegiatan ini telah saya bina sejak tahun 2014 hingga sekarang. Namun eskul PMR
merupakan eskul yang sangat kurang mendapat perhatian dari sekolah. Sekolah
tidak bersedia mengikutkan PMR sekolah untuk bergabung dengan Palang Merah
Indonesia(PMI) kabupaten dengan alasan keterbatasan dana. Hal ini disebabkan
sekolah harus membayar sejumlah iuran wajib yang dianggap cukup besar oleh
sekolah ke PMI kabupaten. Akan tetapi sekolah mewajibkan eskul PMR harus ada di
sekolah kami, dengan alasan untuk membantu peserta didik yang memerlukan
pertongan pertama pada kecelakaan (p3k). Kendatipun demikian, sebagai guru yang
diberikan kepercayaan untuk membina eskul PMR di sekolah ini, maka saya berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan
yang terbaik.
Kegiatan eskul PMR
disekolah yang saya bina, saya ubah namanya menjadi Tenaga Kesehatan
Sekolah(TKS). Hal ini karena sekolah kami tidak mengikuti aturan kegiatan PMI,
sehingga tidak berhak menjadi anggota PMR. Pada semester awal di tahun 2014, peserta didik yang ikut
bergabung di eskul TKS berjumlah 12 orang. Melihat minimnya peminat saya
berfikir untuk mengembangkan kegiatan eskul TKS dan membuatnya menjadi berbeda
dengan aturan umumnya. Di setiap pertemuan yang berdurasi 90 menit saya kelola
dengan 30 menit pertama untuk materi kesehatan, 30 menit selanjutnya untuk
kegiatan praktek kesehatan dan 30 menit terakhir adalah untuk melakukan
inspirasi sains. Kegiatan ini dilakukan untuk membahas penemuan ilmiah dan
merencanakan penemuan yang bisa dilakukan. Pada semester- semester selanjutnya
jumlah peserta didik yang mengikuti kegiatan eskul TKS ada mengalami
peningkatan, hingga saat ini jumlah anggotanya
ada sebanyak 40 orang. Jumlah ini merupakan jumlah maksimal yang telah
saya batasi bagi peserta didik yang
mengikuti eskul TKS tersebut. Masih banyak peserta didik yang mau ikut bergabung, namun sebagai
pembina saya merasa tidak mampu jika jumlahnya besar dan khawatir mereka hanya
ikut-ikutan dengan temannya saja.
Hasil akhir yang
ingin saya capai dari kegiatan pengembangan eskul TKS ini adalah untuk membentuk karakter siswa yang bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, disiplin, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Bukan hanya manfaat bagi peserta didik
saja, akan tetapi dengan pelaksanaan eskul ini dapat memberikan manfaat untuk
sekolah sebagai bahan penilaian masyarakat atas keberhasilan sekolah.
Tahapan-tahapan yang saya lalui dalam menjalankan kegiatan eskul TKS di sekolah saya adalah :
a)
Tahapan
perencanaan
Tahapan perencanaan
adalah tahapan penyusunan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
kegiatan eskul TKS;
b)
Tahapan
rekrutmen
Tahapan rekrutmen adalah tahapan penjaringan
atau pengumpulan jumlah anggota yang ikut bergabung dalam eskul TKS
Perekrutan peserta didik untuk kegiatan eskul
TKS di sekolah seperti konsumen yang harus dicari dan tidak serta merta
bergabung. Sebagai pembina saya harus bisa memberikan keyakinan dan
ketertarikan kepada mereka untuk ikut bergabung. Tahapan ini melalui proses promosi dan pendaftaran;
c)
Tahapan
pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan adalah tahapan
pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Jadwal pelaksanaan
kegiatan dilakukan 1 kali pertemuan dalam seminggu, yaitu pada hari senin jam
14.00 WIB sampai 15.30 WIB;
d)
Tahapan
evaluasi
Tahapan evaluasi adalah tahapan yang terakhir
yaitu tahapan pengevaluasian atau penilaian setiap pelaksanaan kegiatan yang
saya laksanakan. Salah satu contoh evaluasi kegiatan yang saya lakukan adalah
kegiatan sosialisasi dan pembagian Tablet Tambah Darah(TTD) untuk semua peserta
didik perempuan di sekolah kami. Sebelum kegiatan sosialisasi tersebut seluruh
anggota TKS saya latih untuk mensosialisasikan tentang fungsi, tujuan, dosis,
efek samping dan cara meminum Tablet Tambah Darah tersebut. Setelah kegiatan
terlaksana saya lakukan evaluasi dengan tujuan penilaian, perbaikan dan
peningkatan kegiatan.
Masalah yang dihadapi
dalam menjalankan kegiatan adalah belum optimalnya dukungan dari pihak sekolah
terhadap kegiatan eskul TKS. Terbatasnya sarana dan prasarana serta terbatasnya
dana dalam menunjang kegiatan tersebut. Halangan yang pernah saya alami adalah
ketika mencoba membuat lahan untuk membuat kebun tanaman obat di lahan belakang
sekolah, kami pernah melihat ular yang lumayan besar, sehingga kami selalu
waspada ketika berada di lahan. Hal lain ketika dua orang anggota TKS
berkunjung kerumah saya pada sore hari untuk membahas inspirasi sains yang
dibuatnya. Mereka datang tanpa memberitahu saya dengan membawa sampan saya yang
ada disebrang sungai dan mereka menenggelamkannya. Beruntunglah mereka berdua
selamat, hanya sampan saya yang tidak dapat diselamatkan. Namun saya harus
mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mengambil sampan saya yang berada di
dasar sungai. Sampan tersebut merupakan
alat tranportasi saya untuk berangkat ke sekolah. Kejadian tersebut hampir
mematahkan semagat saya untuk membina eskul TKS di sekolah. Saya tidak bisa
membayangkan seandainya dua orang peserta didik saya sampai kehilangan nyawanya
karena sangat bersemangat untuk membahas inspirasi sainsnya. Padahal masih ada
waktu besok-besoknya disekolah untuk bertemu dengan saya. Selain itu juga
merasa rugi biaya, honor dari kegiatan eskul TKS selama satu tahun tidak cukup
untuk mengganti biaya pengambilan sampan saya yang tenggelam didasar sungai.
Namun melihat semangat peserta didik tersebut membuat saya mengesampingkan rasa
egois saya, sehingga saya kuatkan lagi semangat saya untuk membimbing eskul TKS
tersebut dan memberikan yang terbaik untuk orang lain merupakan kebahagian buat
saya.
Hasil riil yang diperoleh untuk
peserta didik telah sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Pada tahun 2014,
ada dua orang anggota TKS saya bimbing untuk mengikuti lomba Gelar
Prestasi Karya Tulis kompetensi Keahlian Siswa SMK Tingkat Provinsi Kalimantan
Tengah Tahun 2014. Karya tulis yang mereka bawa adalah “ Pompa kedap air untuk memenuhi
kebutuhan air bersih di SMK Negeri 1 Cempaga guna menumbuhkan karakter siswa cinta
lingkungan”. Pada lomba tersebut
mereka mendapa juara 3 atas nama Jannaturrahmah dan Masrani.
Pada tahun 2015, satu orang anggota
TKS saya bimbing untuk mengikuti lomba gelar prestasi yang sama dengan judul “ Pemanfaatan biji buah ketapang sebagai
bahan pangan( Tempe biji buah ketapang/Tembipang dan ketapang disko)”. Pada
lomba tersebut peserta didik bimbingan saya memperoleh juara 1 atas nama Eka
Wahyu Nengsih pada bidang lomba Agronomi Tanaman Perkebunan(ATP). Pada tahun
2016, tiga orang anggota TKS saya bimbing untuk mengikuti lomba gelar prestasi
yang sama dengan judul “ Pemanfaatan
Tempurung biji karet sebagai sumber energi alternatif “. Pada lomba
tersebut mereka memperoleh juara 1 atas nama Selamet Budiman, Ariansyah, dan
Teguh Auli Rahman untuk bidang lomba Teknologi dan Rekayasa.
Pada
tahun 2017 hingga sekarang lomba Gelar Prestasi Karya Tulis kompetensi Keahlian
Siswa SMK Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah sudah tidak ada. Meskipun sudah
tidak ada lomba di tingkat provinsi, saya terus menyemangati peserta didik saya
untuk terus melakukan kegiatan inspirasi sains. Saya mencari berbagai informasi
lomba melalui internet. Ada enam peserta
didik saya yang terdiri dari 2 kelompok sudah selesai membuat karya tulisnya,
namun belum ada lomba yang sesuai untuk bisa diikuti. Ada juga dua orang
peserta didik yang saya bimbing sedang dalam proses tahapan lomba Indonesia Fun
Sains Award/ IFSA. Dua orang peserta didik yang sudah lulus dan sekarang sudah
kuliah semester tiga. Mereka berdua mengikuti
eskul TKS dan memiliki prestasi akademik disekolah selain itu juga merupakan
peserta didik yang pernah saya bimbing lomba. Mereka dapat menggunakan
sertifikat lombanya untuk memperoleh bidik misi di IAIN Palangka Raya. Hal ini
merupakan kebahagian terbesar buat saya sebagai pembinanya di eskul TKS sekaligus gurunya dikelas, meskipun saya tidak dapat membantu secara finansial, sebagaimana
yang hanya mampu saya sumbangkan adalah sedikit pengorbanan waktu dan tenaga
serta fikiran saja untuk mereka.
Manfaat
bagi peserta didik yang mengikuti kegiatan eskul TKS di SMK Negeri 1 Cempaga
adalah siswa ditanamkan karakter suka menolong, sehat, berilmu, kreatif,
mandiri dan gotong royong. Karakter tersebut diharapkan dapat dimiliki oleh
setiap anggota TKS yang saya bina. Pada setiap kegiatan upacara bendera
disekolah anggota TKS sudah melaksanakan rutinitas mereka sesuai jadwal yang
telah disepakati untuk menangani peserta upacara yang pingsan. Pada setiap
kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), yaitu pelaksanaan Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), anggota TKS selalu diikutkan menjadi
panitia MPLS untuk menjadi Tim Medis.
Peserta
didik juga saya ajarkan untuk menjaga tradisi pengobatan nenek moyang kami
dengan mengenalkan pengobatan herbal menggunakan bahan tanaman yang ada di alam
sekitar. Pengobatan herbal nenk moyang kami diantaranya:
a) “Tamba Himang
Maanak”, yaitu pengobatan untuk wanita setelah melahirkan, ada obat luar dan
obat dalamnya;
b) “Tamba Himang
Basunat”, yaitu pengobatan untuk anak setelah penyunatan/ khitan;
c) “Tamba Koreng”, yaitu
pengobatan untuk orang yang mengalami penyakit kulit koreng/ borok;
d) “Tamba cacar Danum”,
yaitu pengobatan untuk orang yang kena cacar air.
e) “Tamba uhat Tanae
Kembang”, yaitu pengobatan untuk orang yang memiliki masalah dengan ususnya
atau disebut sakit maag/ mah;
f) “ Tamba bahandalai”,
yaitu pengobatan untuk orang yang mengalami penyakit cacingan;
g) “ Tamba Uluh Bawi”,
yaitu pengobatan untuk perempuan yang mengalami keputihan;
h) “Tamba Jemuh”, yaitu
pengobatan untuk batuk pada anak dan orang dewasa.
Pengenalan
pada pengobatan herbal ini bertujuan supaya peserta didik yang mengikuti eskul
TKS memiliki pengetahuan mengenai pengobatan herbal yang telah ditemukan oleh
nenek moyang mereka. Selain itu pengobatan herbal lebih sedikit efek sampingnya
dibandingkan dengan obat yang berbahan kimia yang dibuat pabrik obat dan juga
harganya lebih murah serta bisa didapatkan dilingkungan sekitar dengan gratis.
Rencana
pengembangan eskul TKS dimasa depan adalah “kreatif,
Inovatif dan kontributif”. Peserta didik diharapkan memiliki sikap kreatif
yaitu memanfaatkan bahan alam untuk menjadi makanan dan bahan obat serta yang
lainnya. Peserta didik diharapkan memiliki sikap inovatif yaitu mengembangkan
pengobatan herbal yang telah ditemukan oleh nenek moyang mereka. Peserta didik
diharapkan memiliki sikap kontributif yaitu dapat membantu masyarakat yang
kurang mampu dengan membuat dan menemukan obat herbal yang aman dan lebih
murah. Penemuan obat herbal nantinya, jika mereka temukan akan saya daftarkan
ke dinas setempat. Sebagaimana halnya tempe dari biji buah ketapang juga telah
terdaftar didinas kesehatan (dinkes) dan departemen perindustrian dan perdangan
(deparindag) Kotawaringin Timur. Harapan terbesar saya dengan membuat rencana
pengembangan tersebut supaya siswa memiliki karakter atau sikap kreatif,
inovatif dan kontributif sebagai modal dasar mereka untuk kehidupan pribadinya
dan kehidupannya dalam bermasyarakat.
Comments
Post a Comment